PERANCANG SISTEM
BASIS DATA
Ahmad sukri
Npm : 122310001
A1 – D3 – MI3
Sumber Data
: http://fairuzelsaid.wordpress.com/2010/03/16/sistem-basis-data-entity-relationship-diagram-erd/
KATA PENGANTAR:
Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur penulis hatur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat-nya
Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur penulis hatur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat-nya
sehingga ini dapat terwujud. Untuk itu
penulis sampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah memberi.
Harapan penulis, makalah ini dapat memberi tuntunan konseptual yang praktis bagi mereka, baik
praktisi maupun mahasiswa dalam memahami
basis data. Penulis menyadari, isi maupun cara
penyampaian makalah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari para membaca
sehingga penulis bisa mengembangangkan buku ini
menjadi lebih baik.ahmad sukri,desember 2012
Penulis
DAFTAR ISI:
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB I. PEMBAHASAN
1. Pengertian Basis Data
2. Komponen Dasar Basis Data
3. Istilah-Istilah Basis Data
4. Database Management System (DBMS)
5. ARSITUTUR BASIS DATA
6. DATA BASE INDEPENDEN
B. SISTEM BASIS DATA SILABUS
1. NODEL BASIS DATA
2. BAHASA QUERY FORMAL DAN KOMERSIAL
3. PERANCANGAN BASIS DATA
4. TEHNIKSI NORMALISASI
5. . PERANCANGAN
SISTEM
6. HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN PROGRAM
7. KESIMPULAN DAN
SARAN
8. PENUTUPAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN:
A. LATAR BELAKANG
Basis data adalah kumpulan informasi yang disimpan didalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari database tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah dan mengambil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data.
Pemrosesan basis data sebagai perangkat andalan sangat diperlukan oleh berbagai institusi dan perusahaan. Dalam pengembangan sistem informasi diperlukan basis data sebagai media penyimpanan data. Kehadiran basis data dapat meningkatkan Daya saing perusahaan tersebut. Basis data dapat mempercepat upaya pelayanan kepada pelanggan, menghasilkan informasi dengan cepat dan tepat sehingga membantu pengambilan keputusan untuk segera memutuskan suatu masalah berdasarkan informasi yang ada. Banyak aplikasi yang dibuat dengan berlandaskan pada basis data antara lain semua transaksi perbankan, aplikasi pemesanan dan penjadwalan penerbangan, proses regristasi dan pencatatan data mahasiswa pada perguruan tinggi, aplikasi pemrosesan penjualan, pembelian dan pencatatan data barang pada perusahaan dagang, pencatatan data pegawai beerta akrifitasnya termasuk operasi penggajian pada suatu perusahaan, dan sebagainya. Beberapa informasi pada perusahaan retail seperti jumlah penjualan, mencari jumlah stok penjualan, mencari jumlah stok yang tersedia, barang apa yang paling lakudijual pada bulan ini, dan berapa laba bersih perusahaan dapat diketahui dengan mudah dengan basis data. Pada perpustakaan, adanya aplikasi pencarian data buku berdasarkan judul, pengarang atau kriteria lain dapat mudah dilakukan dengan basis data. Pencarian data peminjam yang terlambat mengembalikan juga mudah dilakukan sehingga bisa dibuat aplikasi pembuatan surat berdasarkan informasi yang tersedia.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Basis Data
Banyak sekali
definisi tentang basis data yang diberikan oleh para pakar di bidang ini. Basis
data atau juga disebut database, terdiri dari dua penggalan kata yaitu data dan
base, yang artinya berbasiskan pada data, tetapi secara konseptual, database
diartikan sebuah koleksi atau kumpulan data-data yang saling berhubungan
(relation), disusun menurut aturan tertentu secara logis, sehingga menghasilkan
informasi.
Selain itu, untuk mengelola dan memanggil query basis data agar dapat disajikan dalam berbagai bentuk yang diinginkan dibutuhkan perangkat lunak yang disebut Sistem Manajemen Basis Data atau juga disebut Database Management System (DBMS).
Penggabungan Database Management System (DBMS) dengan Basis Data akan
membentuk satu kesatuan yang disebut Sistem Basis Data. Sistem Basis Data adalah suatu sistem penyusunan dan pengelolaan record-record dengan menggunakan komputer, dengan tujuan untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi yang diperlukan pemakai untuk kepentingan proses pengambilan keputusan.
2. Komponen Dasar Basis Data
Selain itu, untuk mengelola dan memanggil query basis data agar dapat disajikan dalam berbagai bentuk yang diinginkan dibutuhkan perangkat lunak yang disebut Sistem Manajemen Basis Data atau juga disebut Database Management System (DBMS).
Penggabungan Database Management System (DBMS) dengan Basis Data akan
membentuk satu kesatuan yang disebut Sistem Basis Data. Sistem Basis Data adalah suatu sistem penyusunan dan pengelolaan record-record dengan menggunakan komputer, dengan tujuan untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi yang diperlukan pemakai untuk kepentingan proses pengambilan keputusan.
2. Komponen Dasar Basis Data
Dalam membuat basis data harus memiliki komponen dasar. Agar terciptanya basis data maka hal yang diperhatikan adalah tersedianya:
a. Data: representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, symbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.
b. Hardware: terdiri dari semua peralatan perangkat keras komputer yang digunakan untuk mengelola sistem basis data berupa: peralatan penyimpanan (disk, drum, tape), peralatan input dan output, atau peralatan komunikasi.
c. Software: sebagai perantara antara pemakai dengan data fisik pada basis data, dapat berupa: Database Management System (DBMS) atau program-program aplikasi dan prosedur-prosedur.
d. User (Pemakai): terbagi menjadi 4 klasifikasi, yaitu:
1. System Engineer: tenaga ahli yang bertanggung jawab atas pemasangan sistem basis data, dan juga mengadakan peningkatan dan melaporkan kesalahan dari sistem tersebut kepada pihak penjual.
2. Administrator Basis Data: tenaga ahli yang mempunyai tugas untuk mengontrol sistem basis data secara keseluruhan, meramalkan kebutuhan akan sistem basis data, merencanakannya dan mengaturnya.
3. Programmer: membuat program aplikasi yang diperlukan oleh pemakai akhir dengan menggunakan data yang terdapat dalam sistem basis data.
4. Pemakai Akhir: tenaga ahli yang menggunakan data untuk mengambil keputusan yang diperlukan untuk kelangsungan usaha.
3. Istilah-Istilah
Basis Data
Contoh basis data
dapat dinyatakan dalam bentuk skema
Dalam penyusunan basis data ada beberapa istilah yang akan sering digunakan. Oleh karena itu, kita sebagai obyek yang mempelajari lebih jauh lagi tentang ilmu pengetahuan basis data sepatutnya mengenal:
a. Enterprise: suatu bentuk organisasi seperti: bank, universitas, rumah sakit, pabrik, dsb. Data yang disimpan dalam basis data merupakan data operasional dari suatu enterprise. Contoh data operasional: data keuangan, data mahasiswa, data pasien, data karyawan.
b. Entitas: suatu obyek yang dapat dibedakan dari lainnya yang dapat diwujudkan dalam basis data. Contoh entitas dalam lingkungan bank terdiri dari: nasabah, simpanan, hipotik. Contoh entitas dalam lingkungan universitas terdiri dari : mahasiswa, mata kuliah.
Kumpulan dari entitas disebut Himpunan Entitas. Contoh: semua nasabah, semua mahasiswa.
c. Atribut (Elemen Data): karakteristik dari suatu entitas. Contoh: entitas mahasiswa atributnya terdiri dari npm, nama, alamat, tanggal lahir.
d. Nilai Data (Data Value): isi data/informasi yang tercakup dalam setiap elemen data. Contoh atribut nama mahasiswa dapat berisi nilai data: Dani, Dewi, Diaz.
e. Kunci Elemen Data (Key Data Element): tanda pengenal yang secara unik mengidentifikasikan entitas dari suatu kumpulan entitas. Contoh entitas mahasiswa yang mempunyai atribut-atribut npm, nama, alamat, tanggal lahir menggunakan kunci elemen data npm.
f. Record Data: kumpulan isi elemen data yang saling berhubungan. Contoh: kumpulan atribut npm, nama, alamat, tanggal lahir dari entitas mahasiswa berisikan : "4109073", "Dani", "Jl. Jend. Sudirman No. 4 Makassar", "4 April 1983".
4. Database Management System (DBMS)
Menurut Connoly (2002,p16), Database Management
System adalah sistem software yang dapat
mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengontrol akses ke basis data.
Seperti yang telah dikemukakan di awal, pada bagian ini kita akan mengulas lebih spesifik lagi mengenai Sistem Manajemen Basis Data atau populernya disebut Database Management System atau disingkat DBMS. Yang mana adalah perangkat lunak yang berfungsi untuk mengelola database, mulai dari membuat database itu sendiri sampai dengan proses-proses yang berlaku dalam database tersebut, baik berupa entry, edit, hapus, query terhadap data, membuat laporan dan lain sebagainya secara efektif dan efisien. Salah satu jenis DBMS yang sangat terkenal saat ini adalah Relational DBMS (RDBMS), yang merepresentasikan data dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan. Sebuah tabel disusun dalam bentuk baris (record) dan kolom (field). Banyak sekali berkembang perangkat lunak RDBMS ini, misalnya MySQL, Oracle, Sybase, dBase, MS. SQL, Microsoft Access (MS. Access) dan lain-lain.
Ada 3 kelompok perintah yang digunakan dalam mengelola dan mengorganisasikan data dalam RDBMS, yaitu :
A. Data Definition Language: merupakan perintah-perintah yang digunakan oleh seorang Database Administrator untuk mendefinisikan struktur dari database, baik membuat tabel baru, menentukan struktur penyimpanan tabel, model relasi antar tabel, validasi data, dan lain sebagainya.
b. Data Manipulation Language (DML): perintah-perintah yang digunakan untuk memanipulasi dan mengambil data pada suatu database. Manipulasi yang dapat dilakukan terhadap data adalah :
-Penambahan datav
-Penyisipan datav
-Penghapusan datav
-Pengubahan datav
c. Data Control Language: bagian ini berkenaan dengan cara mengendalikan data, seperti siapa saja yang bisa melihat isi data, bagaimana data bisa digunakan oleh banyak user, dan lain-lain. Lebih mengarah ke segi sekuritas data. Misalnya dalam dunia pendidikan atau lingkungan akademis pada umumnya, sering anda menjumpai pertanyaan-pertanyaan seperti berikut :
1. Berapa jumlah mahasiswa yang mengambil mata kuliah Database Management?
2. Berapa mahasiswa yang aktif pada semester ini?
3. Berapa jumlah mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki dan yang berjenis kelamin perempuan?
4. Tolong cetakkan Kartu Hasil Studi mahasiswa dengan nama AHMAD!
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diatas dapat dilakukan dengan cepat dan mudah, bila dalam pengelolaan sistem informasi akademik telah menggunakan sistem database. Tapi akan sangat membosankan memakan waktu yang lama jika masih dikelola secara manual.
Ini merupakan contoh kecil yang dihadapi dalam dunia akademis, tentu hal ini juga akan dihadapi dalam bidang kerja yang lain dengan format dan model yang lain pula.
Jika kita bandingkan pengelolaan data dengan menggunakan database dan dengan cara manual, maka kita akan mendapatkan suatu perbedaan yang sangat banyak antara lain:
Database Manual
a. Duplikasi data dapat diminimalkan
b. Integritas data tinggi
c. Independensi data
d. Konsistensi data tinggi
e. Dapat berbagi (sharing) data
f. Tingkat keamanan tinggi
g. Mudahnya mendapatkan data a. Duplikasi data
h. Terbatasnya berbagi data
i. Ketidak konsistennya data
j. Kurangnya integritas data
k. Kesulitan dalam mendapatkan informasi
5 Arsitektur Basis Data
Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya, penjelasan ini disebut skema. Arsitektur sistem basis data memberikan kerangka kerja bagi pembangunan basis data. Menurut ANSI/SPARC, arsitektur basis data terbagi atas tiga level yaitu :
a. Internal/Physical Level: level terendah untuk merepresentasikan basis data, berhubungan dengan bagaimana data disimpan secara fisik (physical storage). Record disimpan dalam media penyimpanan dalam format byte. Didefinisikan sebagai sebuah Skema Internal.
b. External/View Level: level user, berhubungan dengan bagaimana data di representasikan dari sisi setiap user. Yang dimaksud dengan user adalah programmer, end user atau DBA. Setiap user mempunyai ‘bahasa’ yang sesuai dengan kebutuhannya.
Programmer menggunakan bahasa bahasa pemrograman seperti C, COBOL, atau PL/Iv
End User menggunakan bahasa query atau menggunakan fasilitas yang tersedia pada program aplikasi.v Pada level eksternal ini, user dibatasi pada kemampuan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan aplikasi basis data. Didefinisikan sebagai sebuah Skema Eksternal.
c. Conceptual/Logical Level: sebuah representasi seluruh muatan informasi yang dikandung oleh basis data yang menghubungkan antara level internal & level external. Tidak seperti level eksternal, maka pada level conceptual, keberadaannya tidak memperhitungkan kekurangan perangkat keras maupun perangkat lunak pembangun aplikasi basis data. Didefinisikan sebagai sebuah Skema Konseptual.
6 Database Independence
Dalam kebebasan data, aplikasi disekat dari bagaimana data disimpan dan distrukturkan. Kebebasan data adalah salah satu keuntungan utama dari penggunaan DBMS. Tujuan utama dari arsitektur 3 level di atas adalah untuk menyediakan data independence, dimana level di atasnya tidak berpengaruh oleh perubahan untuk level di bawahnya. Ada 2 jenis data independence:
a. Logical Data Independence (kebebasan data secara logika): perlindungan dari perubahan struktur logika suatu data. Logical data independence menunjuk kepada kekebalan dari skema eksternal untuk perubahan-perubahan dalam skema konseptual. Perubahan skema konseptual, seperti: memungkinkan penambahan atau penghapusan entiti, atribut atau relationship tanpa harus mengganti skema eksternal atau harus menulis kembali program aplikasi yang sudah ada.
b. Physical Data Independence (kebebasan data secara fisik): perlindungan dari perubahan struktur fisik suatu data. Physical data independence menunjuk kepada kekebalan dari skema konseptual untuk perubahan-perubahan dalam skema internal. Perubahan skema internal, seperti: penggunaan organisasi file atau struktur penyimpanan yang berbeda, penggunaan media penyimpanan yang berbeda, perubahan algoritma indeks atau hashing tanpa harus
Dalam kebebasan data, aplikasi disekat dari bagaimana data disimpan dan distrukturkan. Kebebasan data adalah salah satu keuntungan utama dari penggunaan DBMS. Tujuan utama dari arsitektur 3 level di atas adalah untuk menyediakan data independence, dimana level di atasnya tidak berpengaruh oleh perubahan untuk level di bawahnya. Ada 2 jenis data independence:
a. Logical Data Independence (kebebasan data secara logika): perlindungan dari perubahan struktur logika suatu data. Logical data independence menunjuk kepada kekebalan dari skema eksternal untuk perubahan-perubahan dalam skema konseptual. Perubahan skema konseptual, seperti: memungkinkan penambahan atau penghapusan entiti, atribut atau relationship tanpa harus mengganti skema eksternal atau harus menulis kembali program aplikasi yang sudah ada.
b. Physical Data Independence (kebebasan data secara fisik): perlindungan dari perubahan struktur fisik suatu data. Physical data independence menunjuk kepada kekebalan dari skema konseptual untuk perubahan-perubahan dalam skema internal. Perubahan skema internal, seperti: penggunaan organisasi file atau struktur penyimpanan yang berbeda, penggunaan media penyimpanan yang berbeda, perubahan algoritma indeks atau hashing tanpa harus
mengganti/merubah konseptual atau skema eksternal.
B. Sistem Basis Data – Silabus
B. Sistem Basis Data – Silabus
1 Model Basis Data
Model data adalah kumpulan konsep yang terintegrasi yang menggambarkan data, hubungan antara data dan batasan-batasan data dalam suatu organisasi. Fungsi dari sebuah model data untuk merepresentasikan data sehingga data tersebut mudah dipahami.
Untuk menggambarkan data pada tingkat eksternal dan konseptual digunakan model data berbasis objek atau model data berbasis record.
a. Model Data Berbasis Objek menggunakan konsep entitas, atribut dan hubungan antar entitas. Beberapa jenis model data berbasis objek yang umum adalah :
Entity-Relationshipv
Semanticv
Functionalv
Object-Orientedv
b. Model Data Berbasis Record, basis data terdiri dari sejumlah record dalam bentuk yang tetap yang dapat dibedakan dari bentuknya. Ada 3 macam jenis model data berbasis record yaitu :
Model Data Relasional (Relational), merupakan model data yang paling populer saat ini. Menggunakan model berupa tabel berdimensi dua yang disebut relasi atau tabel. Memakai kunci tamu (foreign key) sebagai penghubung dengan tabel lain.v
Model Data Hierarkhi (Hierarchical), dikenal pula sebagai model pohon.v
Model Data Jaringan (Network), disebut jjuga model CODASYL. Setiap anak bisa memiliki llebih dari satu orangtua.v
Silabus Sistem basis data memberikan informasi tentang deskripsi matakuliah dan materi-materi yang diajarkan secara detail.
TUJUAN MATAKULIAH
SISTEM BASIS DATA
Memberikan
pemahaman konsep dan kemampuan mengimplementasikan basis data dalam berbagai
aplikasi DBMS. Materi sistem basis data mencakup : Konsep dasar sistem basis
data, normalisasi, ERD, Aljabar dan kalkulus relasional, SQL, Transasksi,
Arsitektur Sistem Multitier, Sekuriti dan Integritas Data.
KOMPETENSI MATAKULIAH
SISTEM BASIS DATA
Memahami
berbagai konsep basisdata, dan mempunyai keterampilan dalam mengimplementasi
kan dalam berbagai aplikasi, termasuk didalamnya desain basis data dalam
pengembangan sistem informasi.
SBD - Analisis
Instruksional
2 Bahasa Query Formal dan Komersial
Bahasa query yaitu pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi. Dan bahasa query ini adalah bahasa pada model data relasional yang terbagi menjadi 2:
a. Bahasa Query Formal: bahasa query yang diterjemahkan dengan menggunakan simbol-simbol matematis terdiri dari:
1. Prosedural, yaitu pemakai memberi spesifikasi data apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara mendapatkannya. Contoh: Aljabar Relasional, yaitu dimana query diekspresikan dengan cara menerapkan operator tertentu terhadap suatu tabel/relasi.
2. Non Prosedural, yaitu pemakai menspesifikasikan data apa yang dibutuhkan tanpa menspesifikasikan bagaimana untuk mendapatkannya. Contoh: Kalkulus Relasional, dimana query menjelaskan set tuple yang diinginkan dengan cara menjelaskan predikat tuple yang diharapkan. Kalkulus Relasional ini terbagi 2:
Kalkulus Relasional Tupelv
Kalkulus Relasional Domainv
b. Bahasa Query Komersial: bahasa query yang dirancang sendiri oleh programmer menjadi suatu program aplikasi agar pemakai lebih mudah menggunakannya (user friendly). Contoh :
QUEL: berbasis pada bahasa kalkulus relasionalv
QBE: berbasis pada bahasa kalkulus relasionalv
SQL: berbasis pada bahasa kalkulus relasional dan aljabar relasionalv
3 Perancangan Basis Data
Perancangan basis data adalah proses pembuatan (develop) stuktur database sesuai dengan data yang dibutuhkan oleh user. Dalam perancangan basis data tentu sangat dibutuhkan model data seperti apa yang diinginkan, dan hal itu sudah dibahas pada bagian sebelumnya. Selanjutnya mengambil langkah-langkah dalam perancangan basis data, yaitu:
a. Mendefinisikan kebutuhan (Requirements definition) tujuannya: untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan data yang dibutuhkan oleh user dalam sebuah organisasi. Penjabarannya adalah:
1. Mendefinisikan Kebutuhan Data
Pengumpulan Informasiv
Domain Constraintv
Refrensial Integrityv
Other Business Rulesv
2. Menentukan Ruang Lingkup
3. Pemilihan Metodologi
Mengidentifikasi User Viewsv
Model Data Strukturv
Model Database Contraintv
b. Rancangan konseptual (Conceptual design) tujuannya: untuk membuat sebuah model data konseptual (atau arsitektur iinformasi) yang akan mendukung perbedaan kebutuhan iinformasi dari beberapa user dalam sebuah organisasi.
c. Rancangan implementasi (Implementation design) tujuannya: untuk memetakan model data logis (logical data model) ke dalam sebuah skema yang dapat diproses oleh DBMS tertentu melalui transformasi ER-D ke Relasi.
d. Rancangan fisik (Physical design). Pada tahap terakhir ini, logical database structured (normalized relation, trees, network dll) dipetakan menjadi physical storage structure seperti file dan tabel. Rancangannya seperti:
Model detail oleh Database Specialistsv
Diagram Entity-Relationshipv
Normalisasiv
Spesifikasi hardware/softwarev
e. Langkah perbaikan (Stepwise refinement). Keseluruhan proses perancangan pada perancangan database harus dipandang sebagai satu langkah perbaikan, di mana perancangan pada setiap tahapan diperbaiki secara progresif melalui perulangan (iteration). Langkah perbaikan harus dilakukan pada bagian akhir setiap tahapan sebelum melangkah ke tahapan berikutnya.
4 Teknik Normalisasi
NORMALISASI
Adalah
langkah-langkah sistematis untuk menjamin bahwa struktur databasememungkinkan
untuk general purpose query dan bebas dari insertion , update , dan
deletionanomaly.Tujuan normalisasi yaitu untuk memperbaiki desain tabel yang
kurang baik agarpenyimpanan data menjadi lebih efisien dan bebas anomali. Pada
tabel dibawah yaitu datapenjualan dari toko amandaz kita lakukan normalisasi.
-Langkah-langkah
pembentukan normalisasi
Bentuk tidak normal (unormalized form)
Pada
table diatas terdapat baris data yang null , yang menyebabkan
table diatas tidak normal.Untuk mentransformasikan data table diatas menjadi
table yang normal,maka lakukannorlmalisasi ke satu (1-NF) , tapi sebelumnya
kita isikan baris data yang null(kosong) tersebut,misalnya pada kolom NO_NOTA
dan TGL pada baris ke dua,empat,lima,tujuh,Sembilan harusdiisikan . juga dikolom TOT_PYMNT baris
yang kosong harus diisi. karena pada table diatasterdapat null yang kosong maka dapat disimpulkan table diatas tidak
normal. Maka kitanormalkan menggunakan langkah berikut .Isikan semua
baris yang kosongTable 1
Pengertian normalisasi ada beberapa yang berpendapat:
a. Istilah Normalisasi berasal dari E. F.Codd, salah seorang perintis teknologi basis data. Selain dipakai sebagai metodologi tersendiri untuk menciptakan struktur tabel 9 relasi dalam basis data (dengan tujuan untuk mengurangi kemubadziran data), normalisasi terkadang hanya dipakai sebagai perangkat verifikasi terhadap tabel-tabel yang dihasilkan oleh metodologi lain( misalnya E-R). Normalisasi memberikan panduan yang sangat membantu bagi pengembang untuk mencegah penciptaan struktur tabel yang kurang fleksibel atau mengurangi kefleksibelan.
b. Kroenke mendefinisikan normalisasi sebagai proses untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua buah relasi atau lebih yang tidak memiliki masalah tersebut. Masalah yang dimaksud oleh Kroenke ini sering disebut dengan istilah anomali.
c. Normalisasi merupakan sebuah teknik dalam logikal desain sebuah basis data/database, teknik pengelompokan atribut dari suatu relasi sehingga membentuk struktur relasi yang baik (tanpa redudansi).
d. Normalisasi adalah suatu proses memperbaiki/membangun dengan model data relasional, dan secara umum lebih tepat dikoneksikan dengan model data logika.
Proses normalisasi adalah proses pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entity dan relasinya. Pada proses normalisasi dilakukan pengujian pada beberapa kondisi apakah ada kesulitan pada saat menambah/menyisipkan, menghapus, mengubah dan mengakses pada suatu basis data. Bila terdapat kesulitan pada pengujian tersebut maka perlu dipecahkan relasi pada beberapa tabel lagi atau dengan kata lain perancangan basis data belum optimal.
Tujuan dari normalisasi itu sendiri adalah:
a. Untuk menghilangkan kerangkapan data
b. Mengurangi kompleksitas
c. Untuk mempermudah pemodifikasian data.
Tahapan normalisasi dapat diurai sebagai berikut:
a. Bentuk Tidak Normal: menghilangkan perulangan group.
b. Bentuk Normal Pertama (1NF): menghilangkan ketergantungan sebagian. Bentuk Normal Kesatu mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk dalam file flat, data dibentuk dalam satu record demi satu record dan nilai dari field berupa “atomic value”. Tidak ada set atribut yang berulang-ulang atau atribut bernilai ganda (multi value). Tiap field hanya satu pengertian, bukan merupakan kumpulan data yang mempunyai arti mendua. Hanya satu arti saja dan juga bukanlah pecahan kata sehingga artinya lain.
c. Bentuk Normal Kedua (2NF): menghilangkan ketergantungan transitif. Bentuk Normal Kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk Normal Kesatu. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsi pada kunci utama, sehingga untuk membentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan kunci-kunci field. Kunci field harus unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya.
d. Bentuk Normal Ketiga (3NF): menghilangkan anomali-anomali hasil dari ketergantungan fungsional. Untuk menjadi bentuk Normal Ketiga maka relasi haruslah dalam bentuk Normal Kedua dan semua atribut bukan primer tidak punya hubungan yang transitif. Artinya setiap atribut bukan kunci harus bergantung hanya pada kunci primer secara menyeluruh.
e. Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF): menghilangkan ketergantungan multivalue. Boyce-Codd Normal Form mempunyai paksaan yang lebih kuat dari bentuk Normal Ketiga. Untuk menjadi BNCF, relasi harus dalam bentuk Normal Kesatu dan setiap atribut dipaksa bergantung pada fungsi pada atribut super key.
f. Bentuk Normal Keempat (4NF): menghilangkan anomali-anomali yang tersisa.
g. Bentuk Normal Kelima: pengujian untuk memastikan kebenaran isi tabel dan hubungan antara tabel tersebut.
1.
Pengumpulan data. Pada tahap ini dilakukan suatu proses pengumpulan data yang
asli dengan cara
tertentu, seperti sampling, data transaksi, data warehouse, dan
lain sebagainya yang biasanya merupakan proses pencatatan data ke
dalam suatu file.
2.
Input. Tahap ini merupakan suatu proses pemasukan data dan prosedur pengolahan
data ke dalam komputer melalui alat
input seperti keyboard. Prosedur pengolahan data itu merupakan urutan
langkah untuk mengolah data yang ditulis dalam suatu bahasa pemrograman yang
disebut program.
3.
Pengolahan data. Tahap ini merupakan tahap di mana data diolah sesuai dengan
prosedur yang telah dimasukkan. Kegiatan pengolahan data ini meliputi
pengumpulan data, klasifikasi (pengelompokkan), kalkulasi, pengurutan,
penggabungan, peringkasan baik dalam bentuk tabel maupun grafik, penyimpanan
dan pembacaan data dari tempat penyimpan data.
- Output
-Pengolahan
-data
-Input
-Pengumpulan
-data
-Distribusi
4.
Output. Hasil pengolahan data akan ditampilkan pada alat output seperti monitor dan printersebagai informasi.
5.
Distribusi. Setelah proses pengolahan data dilakukan, maka informasi yang
dihasilkan harus segera didistribusikan. Proses pendistribusian ini tidak boleh
terlambat dan harus diberikan kepada yang berkepentingan, sebab hasil
pengolahan tersebut akan menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
atau menjadi data dalam pengolahan data selanjutnya.
2.2
Pengembangan Sistem Pengembangan sistem terdiri dari sederetan kegiatan yang
dapat dikelompokkan menjadi beberapa tahapan. Menurut Fabbri & Schwab ada
berbagai pembagian tahapan dalam pengembangan sistem, yaitu : studi kelayakan,
rencana pendahuluan, analisis sistem, perancangan sistem dan implementasi
sistem.
2.2.1
Tahapan Studi Kelayakan Pada tahapan studi kelayakan, identifikasi terhadap
kebutuhan sistem baru mulai dilakukan. Identifikasi tidak hanya didasarkan oleh
kebutuhankebutuhan baru yang dikehendaki oleh manajemen, tetapi juga harus
memperhatikan kebutuhan pada sistem yang sudah ada, baik sistem manual maupun
sistem otomasi. Hasil tahapan ini berupa daftar kebutuhan, perkiraan biaya
untuk membuat sistem baru (software baru dan DBMS), dan juga solusi dan
spesifikasi yang dikehendaki.
2.2.2
Tahapan Rencana Pendahuluan Tahapan rencana pendahuluan adalah dengan
menentukan lingkup sistem yang akan ditangani yang dijabarkan dalam bentuk DFD
(Data Flow Diagram) konteks atau diagram konteks. DFD adalah representasi
grafik dari sebuah sistem yang menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem,
aliran-aliran data di antara komponen-komponen yang ada, asal, tujuan dan
penyimpanan data sebagai sebuah proses. Tujuan DFD konteks untk memberikan
pandangan umum sistem yang berinteraksi dengan lingkungan.
3 Tahapan
Analisis Sistem Analisis sistem merupakan penjabaran lebih detail dari DFD
konteks yang disebut sebagai DFD analisis atau DFD model. Pada tahap ini
diperoleh informasi detail tentang kebutuhan pengguna sistem informasi yang
nantinya dipakai sebagai bahan untuk menyusun DFD sistem baru. 3
4 Tahapan
Perancangan Sistem Ada 2 bagian dalam tahapan perancangan sistem yaitu, desain
basis data dan desain proses. Desain basis data terdiri dari 3 jenis yaitu,
desain basis data secara konseptual, logis dan fisis. Desain basis data secara
konseptual dimodelkan dalam bentuk notasi grafis yang disebut ERD (Entity
Relationship Diagram). ERD mendeskripsikan hubungan antara penyimpanan. Dengan
ERD kita dapat menguji model dengan mengabaikan proses yang harus dilakukan.
ERD menggunakan sejumlah notasi dan simbol untuk mengambarkan struktur dan
hubungan antar data, pada dasarnya ada 3 macam simbol yang digunakan
yaitu:
1.
Entiti : adalah suatu objek yang dapat diidentifikasi dalam lingkungan
pemakai,sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan
dibuat. Entiti digambarkan dalam bentuk persegi empat.
2.
Atribut : entiti mempunyai elemen yang disebut tribut, dan berfungsi
mendeskripsikan karakter entiti. Entiti digambarkan dalam bentuk elips.
3.
Hubungan : Relationsip; sebagaimana halnya entiti maka hubunganpun harus
dibedakan antara hubungan atau bentuk hubungan antar entiti dengan isi dari
hubungan itu sendiri. Relasi atau hubungan antar entitas dapat dikategorikan
menjadi tiga macam, yaitu :
a.
Relasi satu ke satu (one to one relationship) Yang berarti setiap entitas hanya
berelasi dengan satu entitas lainnya, misalnya seorang nasabah pada satu bank hanya
mempunyai satu nomor customer information file.
b.
Relasi satu ke banyak (one to many relationship) Yang berarti setiap entitas dapat mempunyai
relasi lebih dari satu pada entitas lainnya, misalnya seorang nasabah pada satu
bank mempunyai lebih dari satu jenis rekening.
c.
Relasi banyak ke banyak (many to many relationship) Pada relasi ini banyak
entitas dapat berelasi dengan banyak entitas lainnya, misalnya banyak pembeli
dapat membeli banyak barang di suatu pasar.
2.3
Normalisasi Normalisasi merupakan sebuah teknik dalam desain basis data secara
logis, teknik pengelompokan atribut dari suatu relasi sehingga membentuk
struktur relasi yang baik tanpa anomali atau redudansi. Aturanaturan
normalisasi dinyatakan dalam istilah bentuk normal. Bentuk normal adalah suatu
aturan yang dikenakan pada relasi-relasi dalam basis data dan harus dipenuhi
oleh relasi-relasi tersebut pada level-level normalisasi. Beberapa level yang
biasa digunakan pada
normalisasi
adalah :
1.
Bentuk tidak normal (Abnormal/Relasi Umum) Bentuk ini merupakan kumpulan data
yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat
saja data tidak lengkap/terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan
kedatangannya.
2.
Bentuk normal kesatu (1 NF/First Normal Form) Suatu relasi dikatakan dalam
bentuk normal pertama jika dan hanya jika setiap atribut bernilai tunggal untuk
setiap baris. Bentuk normal pertama biasa dikenakan pada tabel yang belum
ternormalisasi yaitu tabel yang memiliki atribut yang berulang.
3.
Bentuk normal kedua (2 NF/Second Normal Form) Mempunyai syarat yaitu bentuk
data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. Atribut bukan kunci haruslah
bergantung secara fungsi pada kunci utama sehingga untuk membentuk normal kedua
haruslah sudah ditentukan kunci-kunci
field. Kunci field haruslah unik dan dapat mewakili atribut lain yang
menjadi anggotanya.
4.
Bentuk normal ketiga (3 NF/Third Normal Form) Untuk menjadi bentuk normal
ketiga maka relasi haruslah dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan
primer tidak mempunyai hubungan yang transitif. Dengan kata lain, setiap
atribut bukan kunci haruslah bergantung hanya pada primary key dan pada primary
key secara menyeluruh.
5 PERANCANGAN SISTEM
3.1
Tahap Analisis dan Perancangan
3.1.1
Diagram Konteks Diagram konteks level Sistem Informasi Pembiayaan Konsumtif
pada Bank Syariah ditunjukkan Informasi Perencanaan Pembiayaan Data Transaksi
PembiayaanData Identitas Calon Debitur Laporan Hasil Transaksi Pembiayaan 99
Sistem
Informasi
Pembiayaan
Konsumtif
Debitur
Bagian
Conceptual Database Design
Conceptual database design adalah proses membangun suatu model
berdasarkan informasi yang digunakan oleh perusahaan atau organisasi, tanpa
pertimbangan perencanaan fisik (Connolly,2002,p419).
1. user melakukan login sebagai debitur atau
bagian pemasaran pada suatu sistem
danmemasukkan data yang dibutuhkan. Sebagai timbal balik user memperoleh
informasi yang diinginkan dari sistem. Dari ada pada perangkat lunak secara
lebih mendetail yaitu dengan DFD level 1
yang ditunjukkan pada dan DFD level 2 yang ditunjukkan
-Data
Hasil Transaksi Pembiayaan
-Informasi
Historical Data
-Report
Hasil Transaksi Pembiayaan
-Data
Hasil Transaksi Pembiayaan
-Data
Transaksi Pembiayaan
-Data
Pembiayaan Debitur
-Data
Identitas Calon Debitur Informasi Pembiayaan Debitur
-Analisa
Pembiayaan
-Debitur Bagian
-Pemasaran
-Database
Pembiayaan Konsumtif
-Proses
-Transaksi
-Bagian
Pemasaran
-Menampilkan
Report
-Pembiayaan
-Hapus
Data Pembiayaan Pemasaran
2. Konteks Level 1 Sistem Informasi Pembiayaan
Konsumtif pada Bank Syariah Data Pembiayaan Debitur yang telah dihapus Data Pembiayaan Debitur [Data Transaksi
Pembiayaan] Data Transaksi Pembiayaan yang telah dilunasi Data Transaksi Pembiayaan
diakad Data Transaksi Pembiayaan yang telah melalui proses akad Data Transaksi Pembiayaan
disetujui Data Transaksi Pembiayaan yang telah melalui proses
persetujuan Data Transaksi Pembiayaan valid Data Transaksi Pembiayaan
yang telah melalui proses validasi Data Pembiayaan Debitur Data Pembiayaan Debitur Historical Data [Informasi Historical
Data] Data Pembiayaan Debitur [Report Pembiayaan] Data Pembiayaan dimohon [Informasi Total Dana
Pembiayaan yang diakad per Bulan] Data Pembiayaan Debitur [Informasi Pembiayaan
Debitur] [Informasi Angsuran per Bulan] [Informasi Batas Maksimal
Angsuran] [No Register Pembiayaan] [No ID Debitur]
[Data
Perencanaan Pembiayaan] Data Password Baru [Data Ubah Password] Data Login Informasi Validitas Login [Data Login] Informasi Validitas Login [Data Login]
Debitur,Debitur Pemasaran
Menghitung
Total Pembiayaan dimohon yang
telah diakad per Bulan
-Menampilkan
Report Pembiayaan Historical Database
-Menampilkan
Historical Data
-Simpan
Data Pembiayaan
-Validasi
Persetujuan Akad
Pelunasan
Hapus
Data
Pembiayaan
a . Konteks
Level 2 Sistem Informasi Pembiayaan Konsumtif pada Bank Syariah
b .
Entity Relationship Diagram (ERD) Pada Sistem Informasi Pembiayan
Konsumtif pada bank syariah, ERD-nya.Pembiayaan Konsumtif
pada Bank syariah
c .
Perancangan Model Fisik Basis Data Perancangan model fisik basis data merupakan
penggambaran secara fisik obyek basis data yang meliputi penyusunan item data
atau field yang membentuk record field yang bersangkutan, tipe, dan
ukuran data serta primary key *,
dan foreign key **. Tujuannya adalah
untuk membantu dalam proses penulisan bahasa pemrograman. Perancangan basis
data secara fisik atau Physical Data Model (PDM) dapat digenerate dari
Conceptual Data Model (CDM) dengan menggunakan Power Designer. Perancangan
basis data secara fisik atau Physical Data Model (PDM) dapat dilihat pada
gambar
d. -FK_OTO_RINCIAN1_PEMBIAYA
-FK_GRIYA_RINCIAN3_PEMBIAYA
-FK_MULTIDAN_RINCIAN5_PEMBIAYA
-FK_PERSETUJ_PERSETUJU_PEMBIAYA
-FK_PEMBIAYA_MEMILIKI_DEBITUR
-FK_HISTORI__RINCIAN1__HISTORI_
-FK_HISTORI__RINCIAN2__HISTORI_
-FK_HISTORI__RINCIAN3__HISTORI_
-FK_HISTORI__PERSETUJU_HISTORI_
-FK_HISTORI__MEMILIKI__DEBITUR
-DEBITUR
-No_ID_Debitur
-NPWP
6. HASIL
PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN PROGRAM
1. Program
Hasil Perancangan Pada bab ini akan dilakukan hasil perancangan dari
implementasi Sistem Informasi Pembiayaan Konsumtif dengan SQL Server 2000.
Implementasi sistem informasi meliputi proses perhitungan besarnya pembiayaan
yang akan diambil oleh calon debitur, proses validasi data pembiayan, proses
persetujuan data pembiayaan, proses akad data pembiayaan dan proses pelunasan
data pembiayaan Implementasi sistem
informasi pembiayaan konsumtif dibangun dengan menggunakan program Visual
Basic 6.0, manajemen database dengan SQL Server 2000, Crystal Report dan Power
Designer 11 yang dijalankan pada komputer pribadi Pentium IV 2,4GHz dan memori
256 Mbyte.
2. Proses perhitungan besarnya
pembiayaan yang akan diambil oleh calon debitur
A .Perencanaan Pembiayaan Setelah
melakukan proses perencanaan pembiayaan dan menyimpan data langkah selanjutnya adalah
melakukan proses validasi, persetujuan dan akad. Jika pembiayaan telah lunas maka dapat dilakukan proses pelunasan.
Proses validasi, persetujuan, akad dan pelunasan terdapat pada program user
pemasaran. Login sebagai user pemasaran dapat dilakukan langsung setelah keluar
dari user debitur atau dengan mengklik ganda pada icon desktop Sistem Informasi Pembiayaan Konsumtif Tampilan utama apabila login sebagai user pemasaran
adalah seperti ditunjukan beberapa menu,
yaitu : Data Pembiayaa, Total Pembiayaan, pelunasan, Report, Persetujuan,
Searching, Validasi, Akad, Ubah password
dan Historical Data.
3. Proses Validasi Proses validasi dilakukan
setelah data tentang calon debitur sudah terlengkapi semuanya, kolom pertama
sampai dengan kolom keempat pada layar perencanaan pembiayaan sudah terlengkapi
semua dan data sudah disimpan, pihak bank kemudian mengecek kebenaran data
calon debitur tersebut. Untuk menginput atau memberikan status apakah data
calon debitur yang sudah tersimpan valid atau tidak dilakukan dengan menekan
tombol “Validasi”. Seperti ditunjukkan gambar
4. Proses Persetujuan Data calon
debitur yang sudah dinyatakan valid selanjutnya dapat diproses untuk tahap
selanjutnya yakni tahap persetujuan. Permohonan pembiayaan yang sudah melewati
tahap persetujuan (dalam hal ini melibatkan bagian pemasaran dan pemimpin bank)
dapat diinput dengan menekan tombol “Persetujuan”. Untuk menginput data calon debitur yang sudah
melewati tahap persetujuan dilakukan dengan mengetikkan No.Register data calon
debitur, kemudian dengan menekan tombol
OK.
5. Proses Akad Permohonan pembiayaan
yang sudah disetujui akan segera direalisasi dengan proses akad pembiayaan. Sama
seperti proses validasi dan persetujuan, untuk menginput data calon debitur
yang akan diakad dilakukan dengan menekan tombol “Akad” kemudian mengetikkan
No.Register data calon debitur dan menekan tombol OK.
6. Proses Pelunasan Debitur yang sudah memenuhi kewajibannya melunasi
pembiayaan, maka data debitur tersebut dapat diinput dengan menu “Pelunasan”,
yaitu dengan mengetikkan No.Register dan menekan tombol OK, dan akan muncul
dialog box yang berisi informasi penegasan bahwa user yakin akan menginput data
debitur yang sudah melunasi pembiayaannya. Dengan menekan tombol OK pada dialog
box berarti pembiayaan telah lunas.
7. Laporan Data calon Debitur yang Telah Diakad Untuk melihat data
calon debitur yang telah diakad dilakukan dengan menekan tombol Report, memberikan
check list pada Telah Diakad dan memasukkan jangka waktu yang dikendaki
kemudian menekan tombol Tampilkan Report. Tampilan laporan data calon debitur
yang telah diakad bisa dilihat pada
7. KESIMPULAN DAN SARAN
1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang diambil dari Implementasi
Sistem Informasi Pembiayaan Konsumtif pada Bank Syariah, adalah sebagai
berikut.
1.
Sistem Informasi Pembiayaan Konsumtif pada
Bank Syariah membantu pihak bank dalam proses perencanaan pemberian pembiayaan
kepada calon debitur, memantau jumlah calon debitur, memantau tahapan dalam
pemrosesan pembiayaan, jumlah pembiayaan yang sudah direalisasi dan memantau pencapaian
target pembiayaan.
2.
Implementasi Sistem Informasi Pembiayaan
Konsumtif pada Bank Syariah masih merupakan sistem informasi yang stand alone
dan dapat diakses oleh dua user berlainan secara bergantian yaitu user debitur
dan user pemasaran. Dengan login sebagai user debitur maka dapat menginput data
calon debitur dan merencanakan pemberian pembiayaan kepada calon debitur,
sedangkan login sebagai user pemasaran dapat menginput data untuk calon debitur
yang sudah melewati tahap validasi, persetujuan, akad dan pelunasan.
3.
Dari input data oleh user debitur dan
pemasaran pada Sistem Informasi Pembiayaan Konsumtif pada Bank Syariah
dihasilkan laporan pembiayaan yang telah lolos tahap validasi , laporan
pembiayaan yang telah lolos tahap persetujuan, laporan pembiayaan yang telah
lolos tahap akad, informasi pembiayaan tiap debitur dan informasi total dana
pembiayaan yang telah dikeluarkan oleh pihak bank
8. PENUTUPAN
1 Kesimpulan
Basis data atau juga disebut database artinya berbasiskan pada data, tetapi secara konseptual, database diartikan sebuah koleksi atau kumpulan data-data yang saling berhubungan (relation), disusun menurut aturan tertentu secara logis, sehingga menghasilkan informasi. Untuk mengelola dan memanggil query basis data agar dapat disajikan dalam berbagai bentuk yang diinginkan dibutuhkan perangkat lunak yang disebut Sistem Manajemen Basis Data atau juga disebut Database Management System (DBMS). Penggabungan Database Management System (DBMS) dengan Basis Data akan membentuk satu kesatuan yang disebut Sistem Basis Data.
Komponen dasar dalam pembuatan basis data dengan adanya data, hardware, software, dan user. Istilah-istilah dalam basis data juga seyogyanya kita tahu, yaitu: enterprise, entitas, atribut, nilai data, kunci elemen data, record data.
Menurut ANSI/SPARC, arsitektur basis data terbagi atas tiga level yaitu: Internal/Physical Level, External/View Level, Conceptual/Logical Level. Tujuan utama dari arsitektur 3 level tersebut adalah untuk menyediakan data independence yang terbagi 2: Logical Data Independence (kebebasan data secara logika) dan Physical Data Independence (kebebasan data secara fisik).
Untuk menggambarkan data pada tingkat eksternal dan konseptual digunakan model data berbasis objek atau model data berbasis record.
Bahasa query formal dan komersial adalah bahasa pada model data relasional, yang mana model data relasional merupakan salah satu dari model data berbasis record.
Agar terciptanya basis data, maka butuh proses pembuatan. Langkah-langkah yang dapat diambil dalam perancangan basis data sebagai berikut: mendefinisikan kebutuhan data, rancangan konseptual, rancangan implementasi, rancangan fisik, langkah perbaikan.
Suatu teknik untuk mengorganisasikan data ke dalam tabel-tabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu ogranisasi disebut normalisasi. Tujuan normalisasi: untuk menghilang kerangkapan data, untuk mengurangi kompleksitas, untuk mempermudah pemodifikasian data. Sedangkan Tahapan normalisasi: bentuk tidak normal, bentuk normal pertama (1NF), bentuk normal kedua (2NF), bentuk normal ketiga (3NF), bentuk normal boyce-codd (BCNF), bentuk normal keempat (4NF), bentuk normal kelima.
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan - kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan - kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
sukri,ahmad. “konsep sistem basis data”.
http://achmadsukri.blogspot.com/2012/12/tugas-makalah-basis-data.html (di akses tanggal 13 desember 2012)
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_manajemen_basis_data (di akses tanggal 13 desember 2012)
Artikel Terkait: